PERTEMUAN 3
Kalimat
Efektif (Kesatuan, Kepaduan, Keparalelan, Ketepatan, Kehematan, dan Kelogisan
Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat
(subjek dan predikat); memperhatikan ejaan yang disempurnakan; serta cara
memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat. Kalimat yang memenuhi
kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.
(Sumber: Wikipedia)
Terdapat juga pendapat dari JS
badudu mengenai pengertian kalimat efektif, yaitu:
Kalimat yang baik karena apa yang
dipikirkan atau dirasakan oleh si pembaca (si penulis dalam bahasa tulis) dapat
diterami dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benar
dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si penutur atau si penulis.
Selain itu terdapat juga beberapa
pengertian lain:
Jenis kalimat yang dapat memberikan efek tertentu dalam komunikasi. Efek
yang dimaksudkan disini adalah kejelasan informasi.
Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata mubazir, tetapi juga tidak
kekurangan kata
Ciri-Ciri
Kalimat Efektif
Beberapa ciri kalimat efektif yang
kami kumpulkan, diantaranya:
Memakai diksi yang tepat.
Mempunyai unsur pokok atau penting, minimal Subjek Predikat (SP).
Taat kepada tata aturan ejaan yang disempurnakan (EYD) yang berlaku.
Melakukan penekanan ide pokok.
Mengacu kepada penghematan penggunaan kata.
Memakai kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
Memakai variasi struktur kalimat.
Memakai kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis
dan sistematis.
Mewujudkan koherensi yang baik dan kompak.
Memperhatikan pararelisme.
Merupakan komunikasi yang berharkat.
Diwarnai kehematan.
Didasarkan pada pilihan kata yang baik.
Syarat
Kalimat Efektif
Ada 6 syarat atau prinsip yang harus
terpenuhi agar bisa tertulis kalimat yang efektif, apa saja? dibawah ini:
1. Kesatuan
Menurut Amran Tasai dan Arifin,
kesatuan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang
digunakan. Kesatuan gagasan kalimat ini diperlihatkan oleh kesepadanan yang
kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Ciri-ciri yang kesatuan:
a. Adanya subjek dan predikat yang
jelas.
Hindari menggunakan kata depan (di,
ke, sebagai, dll) sebelum subjek.
Contoh kalimat kesatuan:
Di rumah adat para petua mendiskusikan masalah kejahatan yang terjadi.
(Salah)
Para tetua adat mendiskusikan masalah kejahatan yang terjadi di rumah
adat. (Benar)
b. Tidak terdapat subjek ganda
Misalnya:
Pembangunan jalan itu kami dibantu oleh warga desa. (Salah)
Dalam membangun jalan itu, kami dibantu oleh warga desa. (Benar)
c. Tidak menggunakan kata
penghubung intrakalimat dalam kalimat tunggal
Misalnya:
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama (Salah)
Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti
acara pertama. (Benar)
d. Predikat kalimat tidak didahului
oleh kata yang
Misalnya:
Bahasa Indonesa yang berasal dari bahasa Melayu.(Salah)
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.(Benar)
2. Kehematan
Menurut Finoza, kehematan adalah
usaha menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat disini berarti tidak
menggunakan kata-kata mubazir, tidak menjamakkan kata yang sudah berbentuk
jamak, dan tidak mengulang subjek. Dengan menghemat kata, kalimat menjadi padat
dan berisi.
Contoh kalimat kehematan:
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu. (Salah)
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu. (Benar)
Presiden SBY menghadiri Rapin ABRI hari Senin (Salah)
Presiden SBY menghadiri rapat ABRI Senin itu. (Benar)
Dia hanya membawa badannya saja (Salah)
Dia membawa badannya saja / Dia hanya membawa badannya. (Benar)
Para tamu-tamu (Salah)
Para tamu/ Tamu-tamu. (Benar)
3. Keparalelan
Menurut Amran Tasai dan Arifin,
keparalelan merupakan kesamaan bentuk yang digunakan dalam kalimat itu.
Maksudnya yaitu jika pada kata
pertama berbentuk verba, maka kata kedua juga harus berbentuk verba.
Materi terkait: Verba Transitif dan
Intransitif Serta Contohnya
Contoh kalimat keparalelan:
Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan penerapan sebuah aplikasi pada
para praktikan. (Salah)
Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan menerapkan sebuah aplikasi pada
para praktikan. (Benar).
4. Kelogisan
Menurut Arifin dan Amran Tasai,
kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai
dengan ejaan yang berlaku.
Contoh kalimat efektif kelogisan:
Waktu dan tempat kami persilahkan. (Salah)
Bapak dosen kami persilahkan. (Benar)
5. Kepaduan (Koherensi)
Menurut Finoza, koherensi adalah
terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentukan kalimat.
Merupakan syarat dari kalimat
efektif agar diharapakan nantinya setiap informasi yang diterima tidak terpecah-pecah.
Ciri-ciri di contoh koherensi
dibawah ini yaitu koherensi yang rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak
sesuai dengan pola kalimat.
Misalnya:
Ikan memakan adik tadi pagi (Salah)
Adik memakan ikan tadi pagi (Benar)
Selain itu, satu contoh lagi
koherensi yang rusak karena menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau
tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh kalimat kepaduan:
Mereka membahas daripada kehendak rakyat. (Salah)
Mereka membahas kehendak rakyat. (Benar)
6. Ketepatan
Menurut Finoza, ketepatan adalah
kesesuaian atau kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membentuk suatu kalimat
sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti.
Contoh kalimat ketepatan, misalnya
dibawah ini tentang kesalahan dalam penggunaan tanda koma:
Sidik lupa bagaimana cara melukis,
mengecat dan berjahitan. (Salah)
Sidik lupa bagaimana cara melukis,
mengecat, dan menjahit.(Benar)
Sumber : www.yuksinau.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar